Waruga adalah situs sejarah untuk peninggalan megalit yang termasuk dalam jenis peti kubur batu di Minahasa – Sulawesi Utara.
Benda
ini terdiri atas dua bagian, yaitu bagian badan dan bagian tutup. Kedua
bagian ini masing-masing terbuat dari sebuah batu utuh (monolith), umumnya
berbentuk kotak segiempat (kubus) untuk bagian badannya dan hanya
sedikit yang berbentuk segidelapan atau bulat. Selain itu, bagian
tutupnya menyerupai atap rumah
Waruga ini berfungsi sebagai wadah kubur bagi orang yang meninggal di
dalam satu keluarga. Setiap waruga diperkirakan dipakai menguburkan
beberapa orang dari anggota keluarga yang meninggal. Di dalam waruga
biasanya ditemukan tulang-tulang manusia yang berasosiasi dengan benda
lain seperti : keramik cina, perhiasan dan alat-alat logam, serta
manik-manik. Tulang-tulang tersebut merupakan sisa-sisa tulang manusia
yang pernah dikubur dengan disertai bekal kuburnya yang terdiri atas :
piring, mangkuk, dan jenis-jenis keramik lainnya, gelang perunggu,
kalung perunggu, pisau perunggu, parang perunggu, manik-manik, dan lain
sebagainya.
Kebanyakan waruga dihiasi baik bagian wadah maupun bagian tutupnya.
Adapun jenis-jenis hiasannya terdiri atas motif manusia, motif tumbuhan
yang distilir (sulur-suluran), motif geometri (garis-garis, segitiga dan
lain-lain), motif binatang dan lain sebagainya. Hiasan yang cukup
menarik dari waruga ialah manusia kangkang dan manusia yang sedang
melahirkan. Di antara waruga ada yang berukuran cukup besar yaitu :
tinggi wadah 1,5 m, lebar wadah 1 m, dan tinggi tutup 1,45 m, sehingga
tinggi keseluruhan mencapai hampir 3 meter. Peti kubur batu yang disebut
waruga di Minahasa secara keseluruhan mencapai jumlah 1335 buah.
Waruga
di Minahasa tersebar hampir di semua Wilayah Kerja Daerah Tingkat II
Kabupaten Minahasa yaitu : Wilayah Kerja Tonsea, Tomohon, Tolour,
Kawengkoan, dan Amurang. Di Wilayah Kerja Tonsea, waruga ditemukan di
Desa Kokoleh, Likupang, Wangurer, dan Batu yang semuanya termasuk ke
dalam Kecamatan Likupang; di Desa Matungkas, Paniki Atas, Paniki Bawah ,
dan Tatelu di Kecamatan Dimembe; di Desa Airmadidi Bawah, Sawangan,
Kawengkoan, Kolongan, Tanggari, Kuwil, dan Di Maumbi di Kecamatan
Airmadidi; di Desa Kasar, Tumaluntung, dan Kema di Kecamatan Kauditan.
Waruga juga ditemukan di Wilayah Kerja Kawangkoan yaitu : di Desa
Palamba, Winubetan, Nimawale, dan Tompaso di Kecamatan Langowan; serta
di Desa Kaneyan di Kecamatan Tareran; demikian juga di Desa kiawa,
Kayuuwi, Kanonang, Talikuran dan Uner di Kecamatan Kawangkoan; selain
itu di Wilayah Kerja ini waruga ditemukan dim Kecamatan Sonder. Di
Wilayah Kerja Tolour waruga ditemukan di Desa Nimawale dan Koya di
Kecamatan Tondano, serta di Desa Kakas di Kecamatan kakas. Waruga di
Wilayah Kerja Tomohon ditemukan di Desa Kakas kasen, Woloan, Tara-Tara,
Kayawu, Matani, Kolongan dan di Lansot di Kecamatan Tomohon, serta di
Desa Lolah dan Ranowangko di Kecamatan Tombariri. Di Wilayah Kerja
Amurang waruga ditemukan antara lain di Desa Lelema, Popontolen,
Popareng dan tumpaan di Kecamatan Tumpaan; serta di desa Rumoong Bawah
di Kecamatan Tombasian, dan di desa Radey, di Kecamatan Tenga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar