Sumatera Utara, Desa Bawömataluo, Kecamatan Fanayama

Desa Bawömataluo, Kecamatan Fanayama, desa yang penuh dengan karya megalitik suku Nias. Desa yang masuk dalam wilayah administratif Kabupaten Nias Selatan ini memberi rasa kagum yang tidak kalah unik dibanding dengan kawasan wisata budaya lainnya Desa yang terletak di atas perbukitan dengan ketinggian 250 meter di atas permukaan laut itu.  Tentu pengamatan sepintas ini tidak akan membahas banyak tentang sejarah dan kisah masa lalu lokasi ini.
Pantai Sorake dan Lagundri—dua lokasi yang membawa Nias sampai ke seluruh penjuru dunia,Pulau Nias mengutip beberapa surfing benar-benar fantastis. Nias terkenal dengan ombak yang sempurna mematahkan Lagundri Bay. Gelombang Nias beroperasi sempurna 2-15 kaki. Memiliki karang yang berlimpah tetapi tidak agresif. Karena posisi geografis nusantara, pulau ini merupakan salah satu daerah yang paling menarik di dunia. Pariwisata selancar telah memainkan peran yang bermanfaat di daerah pantai selatan dekat teluk dalam karena reputasinya sebagai salah satu dari sepuluh ombak terbaik di dunia, The best Ten Surf Point in The World. Ada dua pantai yang sangat terkenal di dalam negeri maupun di manca Negara yaitu pantai Lagundri dan Sorake. Beberapa nama surf point di nias: Asu, Bawa, Secret, Lagundri, The Machine, Hiliduha, Hilisataro.

Mencapai Desa Bawömataluo, dari dasar perbukitan Desa Bawagöli kami harus berjalan kaki menaiki 86 anak tangga yang terbuat dari batu,Dalam pendakian itu, kalau melihat ke belakang terbentang pemandangan desa di bawah tangga dan pemandangan Pantai Sorake dan kehijauan pepohonan yang menakjubkan, sementara di depan sebuah misteri. Rasa ingin tahu yang besar seperti apa gerangan perkampungan Bawömataluo yang kesohor itu!

Memasuki perkampungan Bawömataluo, yang dalam bahasa Nias berarti Bukit Matahari, adalah berada di sebuah wilayah masa megalitik yang masih terpelihara hingga saat ini.
Tampak di atas hamparan lahan yang luas dan rata berdiri rumah-rumah penduduk yang saling berhadapan. Bawömataluo, yang menurut Hikayat Manaö, pemuka adat setempat, berpenduduk sekitar 1.200 kepala keluarga itu berdiri megah di atas lahan seluas 5 hektar dan berada di perbukitan dengan ketinggian 250 meterdi atas permukaan laut

Hombo Batu inilah wisata populer dari Desa Bawömatoluo, di samping rumah-rumah adat dan peninggalan megalitik yang lain.olahraga yang sudah berusia ratusan tahun. Hombo Batu menunjukkan betapa Nias memiliki seleksi yang luar biasa untuk meloloskan para prajurit perangnya. “Siapa yang mampu melompat dan melewati batu, boleh menjadi prajurit, ikut perang,” ujar Hikayat Manaö, pria berusia 52 tahun dan salah seorang pelompat batu di masa mudanya. Menurut dia, bagi masyarakat Desa Bawömataluo, suatu kebanggaan dan kehormatan jika berhasil melompati batu tersebut.











Kini, meski masih berusaha mempertahankan keaslian bangunan, beberapa rumah di Bawömataluo sudah merubah atap rumah aslinya dari pohon rumbia menjadi atap seng. Kampung itu kini sudah dimasuki modernisasi dan penduduk sudah menikmati kemajuan teknologi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar